Sepanjang tahun 2023, Indonesia telah menghadapi beberapa kasus kejahatan siber yang signifikan, melibatkan institusi besar dan menimbulkan gangguan serius. Berikut adalah ringkasan dari empat kasus peretasan yang menonjol:
- BFI Finance (Mei 2023): Perusahaan pembiayaan BFI Finance mengalami peretasan yang mengakibatkan penghentian operasional sementara. Manajemen BFI Finance mengantisipasi dengan mematikan sementara beberapa sistem utama, dan mengklaim bahwa tidak ada indikasi kebocoran data konsumen dari serangan siber ini.
- Bank Syariah Indonesia (BSI) (Mei 2023): BSI terkena serangan siber dari grup ransomware LockBit. LockBit mengklaim telah mencuri 1,5 Terabyte data BSI dan meminta tebusan sebesar Rp295,6 miliar. Setelah tenggat waktu yang ditentukan, LockBit menjual data curian ke pasar gelap internet. BSI mengkonfirmasi bahwa data dan dana nasabah tetap aman.
- BPJS Ketenagakerjaan (Maret 2023): BPJS Ketenagakerjaan menjadi korban peretasan yang diduga dilakukan oleh Bjorka, seorang hacker yang telah meretas berbagai sistem pemerintah dan BUMN. Bjorka mengklaim memiliki 19 juta data pribadi pengguna BPJS Ketenagakerjaan dan menjualnya dengan harga USD 10 ribu.
- Akun YouTube PKS (Awal 2023): Akun YouTube Partai Keadilan Sejahtera (PKS) diretas, dan profilnya berubah menjadi “Tesla Inc.” Akun tersebut kemudian mengunggah konten terkait dunia kripto. Ketua DPP PKS Bidang Humas meminta pemerintah untuk melindungi akun resmi yang terverifikasi di Indonesia agar tidak mudah menjadi korban kejahatan siber.
Keempat kasus ini menunjukkan kerentanan sistem keamanan siber di Indonesia dan pentingnya peningkatan keamanan digital di berbagai sektor, termasuk keuangan dan media sosial.
Ref: https://tirto.id/4-kasus-peretasan-di-indonesia-2023-ada-bfi-finance-hingga-bsi-gKFK